Jumat, 13 Juni 2014

Tergelitik Banner Gigi "The Stones Are Still Rolling "

Malam ini,  saat sedang chating dengan donlenku Restu Artiwi,  pandanganku tergelitik dengan sampul kronologisnya yang berjudul "The Stone Are Still Rolling".  Karena penasaran, aku klik sampul kronologinya.
Oo. Rupanya mbak Artiwi ini penggemar Grup band Gigi, karena ada beberapa foto band Gigi.

Karena masih penasaran dengan kalimat "The Stone Are Still Rolling" aku mencoba browsing dan kudapatkan beberapa informasi tentang Grup band Gigi.
The Stone Are Still Rolling  sepertinya nama tema Acara 15 th Aniversary  ulang tahun Grup band Gigi  yang digelar di di Djakarta Theather pada tanggal 31 Maret 2009.  Kalau saat ini sudah tahun 2014,  berarti grup band Gigi sudah eksis di blantika musik Indonesia selama 2 dekade
.
Grup Band Gigi  dari Bandung ini terbentuk tanggal 22 Maret 1994. Hingga usianya yang ke 20. Grup band ini mengalami bongkar pasang personil. Adapaun personil  tetap yang setia dari awal pembentukan hingga detik ini adalah Armand Maulana (Vocalis) dan Dewa Budjana (Gitar)
Sedangkan  Thomas Ramdhan (Bass) sempat keluar walaupun kemudian bergabung kembali hongga sekarang.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari grup Band Gigi ini adalah:
1. Armand Maulana dan Dewa Budjana tetep berpegang pada Impian bahwa Gigi  Never Die walau jaman telah berubah, Gigi tetep harus bisa unjuk gigi dengan berhasil mengambil hati penggemar music indonesia yang terdiri dari beragam genre dan beragam usia penggemarnya.
2. Band Gigi harus tetap eksis/
walaupun bongkar pasang personil. namun Gigi tetap melaju sesuai arah tujuan. Dan... Grup Band Gigi pun  TERBUKTI sudah berhasil  mencapai tujuan walaupun tetep harus belajar dan terus melangkah ke depan (The Stone Are Still Rolling)

Kayaknya bisa deh di aplikasikan dalam kehidupan kita.
Bisa  diaplikasikan dalam karier, dalam cita-cita maupun rencana-rencana bisnis kita.
Intinya;
1. Untuk menjadi menjadi sukses. HARUS PUNYA IMPIAN yang jelas  dan harus kenceng dan kuat berpegang pada impian.
2. Bekerja sama dengan core team. Core team itu bisa jadi donlen kita, bisa karyawan kita, atau keluarga/teman  kita yangselalu suport dan eksis mendukung remcama-rencana dan  cita-cita kita
{}
3. The Stone Are Still Rolling ..?????

The Stone Are Still Rolling......kalimat ini menarik dan menggelitik  banget buatku
Kalau boleh aku tambah kalimat, maka jadinya adalah  " The stone are still Rolling on Track  "
Jadi kalau langkah no 1 dan2 selalu dipegang teguh... seharusnya no 3 otomatis menjadi  the stone are still rolling on track. 
Kesuksesan  seharusnya sudah  ada dalam genggaman anda,

Terkadang ... no 1 dan 2 sudah dikerjakan
Fokus pada impian = sudah,
Bekerja dengan core team =sudah
lha kok jadinya malah THE ROLLING STONE ...?????

The Stone Are Still Rolling beda jauh lho... dengan The Rolling Stone

Kalau "the stone are still Rolling" berarti kita masih berada dalam koridor yang benar dalam melangkah menapak tangga kesuksesan. Jadi masih Aman dan terkendali.
 Sebaliknya " The Rolling Stone" punya konotasi "Menggelinding tak tentu arah"
Tentunya kalau sudah ngglinding tanpa tujuan pastilah jatuhnya tak tentu arah, bisa di arah yang benar tapi bisa melenceng jauh gak ketemu rimbanya.''

Why,,,,??? kok bisa...???

hehehehe iya.....
Karena diantara no 2 dan 3 ada sedikit jarak yang saaaanggggat tipiis dan halus. tetapi bisa juga saangaat tebaaal , kasar dan kuat,
yaitu adanya PENCURI IMPIAN..

Iyach...pencuri impian bisa menghancurkan impian kita dengan sangat haluusss... lembut dan manis
tetapi bisa juga frontal dan kasar,

Pencuri impian itu pasti menggunakan ALASAN yang masuk akal, yang membenarkan kita untuk meyakini kata NANTI, TIDAK BISA, TIDAK MUNGKIN, BESOK SAJA, LAIN KALI  dan masih banyak kosa kata lainnya yang menghambat  atau menunda kita melaju meraih cita-cita.

Nah Sobat Pembaca.
Bagaimana dengan Anda....???
Posted by Ahyu Wulandari
on 09.47

Selasa, 07 Januari 2014

Impian #2 Mesin Cuci satu Tabung Front Liading

Ingin punya mesin cuci satu tabung front loading
Iiiich... kok naif banget sich cuma pingin punya mesin cuci aja pakai di tulis di web, itu kan harganya gak seberapa.
iiih malu-maulin deh...

yach,, biar cuma keinginan yang sederhana dan murah,
Tapi saat ini aku memang butuh dan untuk untuk saat ini bagiku masih sulit untuk mewujudkannya, Makanya ini mnjadi salah satu hal yang aku impi-impikan


Mesin cuciku yang lama sudah 15 tahun tapi masih bisa di pakai walau sudah gak sempurna lagi.
Kerjanya sudah pakai acara sering ngadat.
Mesin cuci lamaku hanya mesin cuci manual 2 tabung yang masih harus pakai repot mindahin dari tabung cuci ke tabung pengering.

Kalau cuma mesin cuci 2 tabung sich, kayaknya insya Allah deh bisa terbeli. Tapi kayaknya sayang banget deh duitnya klo buat beli mesin cuci semi manual. kayaknya selama mesin cuci yang lama masih bisa di pakai walau pakai repot  yha dimaksimalin aja dulu

Aku pingin bisa beli yang Front Loading, karena mesin cuci front Loading lebih hemat di pemakaian air, dan pakaian lebih awet karena pakaian tidak terlilit.

Dari hasil browsing ternyata hasil cucinya pu lebih maximal yang front loading. Gak perlu capek-capek, setelah baju masuk ke mesin cuci langsung keluar kering dan wangi. tinggal diangin-anginkan sebentar dan setrika.

Ini bukan masalah keinginan tetapi kebutuhan. Karena aku butuh waktu yang efisien tapi efektif untuk kerjakan pekerjaan rumah tangga agar aku masih punya waktu yang cukup untuk kerjakan bisnisku setelah jam kerja kantor.



Posted by Ahyu Wulandari
on 02.04

IMPIAN #1 = MENUTUP KARTU KREDIT


Punya hutang apalagi kartu kredit itu bukan impianku.

Suatu hari ada marketing dari sebuah bank yang melakukan sosialisasi tentang kartu kredit di kantorku. Karena kemudahan prosesnya, cukup dengan menyerahkan copy KTP saja dan semua sudah diuruskan oleh petugas bank itu, maka aku dan beberapa teman sekantor akhirnya mempunyai kartu kredit.

Di awalnya ... kartu kredit tersebut amat sangat menolong sebagai modal usaha.
Dan Alhamdulillah dengan memiliki kartu kredit bisnis suamiku berupa persewaan studio musik semakin meningkat, dan penghasilan kamipun  semakin meningkat pula.
Tak ada masalah dengan kartu kredit karena kami selalu membayar tunai setiap tagihan sebelum 40 hari jadi tidak pernah muncul bunga.
Kami cukup hati -hati dengan penggunaan kartu kredit karena kami sadar bunga yang harus di tanggung cukup besar bila salah dalam penggunaannya.
Akhirnya dari 1 hingga menjadi punya 3 kartu.

Suatu saat kami mendapat bantuan kredit bank atas nama famili untuk membangun rumah.
Namun siapa sangka... perjalanan hidup tidak semulus yang aku bayangkan
Ternyata terjadi krisis ekonomi tahun 2005 dimana harga bensin dari Rp.2500 naik drastis menjadi Rp.4500, tentu saja kondisi ini membuat kolaps banyak masyarakat apalagi posisi gaji tidak ada kenaikan yang signifikan.
Ekonomi kamipun ikutan kolaps


Dalam posisi punya hutang bank atas nama saudara yang baru berjalan 5 bulan untuk jangka waktu 7 tahun, tentulah kami harus berusaha menjaga kredibilitas saudara kami di mata bank. Jadi kami berusaha untuk bisa membayar cicilan bank selama 7 tahun apapun caranya.
Tabunganpun ludes. sedikit demi sedikit....
Aset usaha ludes terjual satu per satu
Suamiku bener-bener dalam kondisi bangkrut dan tak mampu memperpanjang sewa kios potong rambut.
sedangkan gajiku sebagai PNS pada saat itu baru 1.2 juta padahal akad cicilan bank saat itu 1.4 dengan  bunga anuitas jadi gajiku saja gak cukup buat bayar cicilan bank

Akhirnya gajiku buat bayar cicilan bank + gesek tambahannya dari kartu kredit + buat biaya hidup sehari-hari  secara sederhana + beli susu karena anakku yang gedhe baru 2 tahun dan yang kecil 2 bulan. Kartu kredit ku bayar dengan cicilan minimal

Aku menggunakan kartu kredit karena kepepet harus bisa rutin membayar cicilan rumah, sedangkan suamiku dalam keadaan bangkrut,


Aku bermain kartu kredit dengan cara dakon, Ambil sana buat sini, ambil sii buat nutup sana kalau sudah mentog, pinjem koperasi, kalau mentog lagi pinjem hipotek ke BRI dengan jaminan SK PNS buat nutup semua kartu, kemudian berdakon ria lagi hingga 5 tahun berjalan.

Jujur aku terbantu menyelamatkan rumah hingga cicilan lunas selama 5 th (lebih cepat dari jangka waktu kredit bank) karena terbantu dengan uang warisan dari orang tua,
Setelah rumah lunas. Ternyata baru aku menyadari .... hutangku sudah mencapai 200 juta lebih terdiri hutang hiptek + koperasi + 11 kartu kredit.
Sisa warisan ternyata tidak cukup untuk menutup semua kartu kreditku.
mulaiah aku bermain dakon kembali karena gajiku cuma tinggal 500 ribuan karena sudah terpotong sana sini.

Dalam keadaan ekonomi terbatas dan beban hutang yang menumpuk, membuat stress dan sakit-sakitan. Jadi punya Tensi tinggi, jantung, kolestrol, asam urat yang semuanya harus butuh obat dan hidupku pun ketergantungan sama obat.


Kadang aku tidak kuat....

Kadang aku ingin berlari....
tapi saat memandang mata bening anakku. yang saat itu masih balita.
aku tersadar.....
ada mereka  yang masih membutuhkan aku 
Aku harus kuat dan harus bisa keluar dari masalahku ini
Aku harus mencari solusi dari permasalahanku ini.

Penyebab utama adalah HUTANG

Jadi solusinya.... harus bisa MENUTUP HUTANG
Yang terberat adalah kartu kredit 
jadi solusinya HARUS MENUTUP KARTU KREDIT

Alhamdulillah dari 11 kartu kini tinggal 3 yang besarnya limit totalnya sama dengan total 6 kakrtu yang sudah kututup.

Mohon doanya semua pembaca agar aku bisa melunasi ke 3 katu kredit besarku secepatnya.

Posted by Ahyu Wulandari
on 01.54